CINTA 2 HATI
Udara sore hari berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit yang tak pantas disebut mulus. Kira-kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis manis dan begitu lugu sedang berjalan didepan rumahnya . Tiba-tiba seorang pria tampan mengendarai sepeda motor mengikuti sepanjang jalannya dengan pelan, sementara berpasang-pasang mata tampak mengarahkan pandangannya kearah gadis manis itu.
Amelia, nama gadis berwajah manis dan lugu itu. Entah kenapa dia seakan-akan menjadi pusat perhatian para pria. Amelia bermaksud untuk pergi kerumah temannya,seorang pria tampan menghentikan langkah nya.
“Hai Amelia”, mereka saling bertatapan.
Sesaat keduanya terdiam, hanya mata mereka saja yang saling pandang. Namun itupun tidak berlangsung lama, karena Amelia perlahan-lahan menundukkan kepalanya. Seakan tidak ingin berlama-lama saling beradu pandang dengan pria itu.
“Kamu tinggal disini ?” Tanya pria itu.
“Iya aku tinggal disini,memangnya kenapa ?” JawabAmelia
“Tidak papa, ..Bolehkah aku tau namamu ?” Tanya pria itu.
“Boleh,” Jawab Amelia“ NamakuAmelia”
“Dan namaku Raditya.” Dengan cepat pemuda itu memperkenalkan namanya.
Setelah mereka berkenalan Raditya bergegas untuk pulang, dia tersenyum-senyum karena dia tidak menduga akan bertemu dengan Amelia. Hatinya bergetar bagai petir yang menggelegar.
Dua minggu kemudian secara tidak sengaja kakak nya Amelia ngekos di daerah tempat dimana Radit tinggal. Tak disangka dan tak diduga Amelia dan Radit pun dipertemukan kembali.
“Hai Amelia, kamu ngapain disini???” Tanya Radit.
“Hai juga, nih, nganterin kakakku mau pindahan” jawab Amel datar.
“kayaknya kita bias ketemu terus nih” ledek Radit.
“iya, mungkin seperti itu” singkat Amel.
Amelia dan Ibunya sedang duduk diruangan tamu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Kakaknya pun bergegas menuju keruang tamu untuk membukakan pintu.
“Siapa?” Tanya kakaknya Amel setelah membukakan pintu.
“Saya Radit kak temannya Amel.” Jawab Radit.
“Oh... silahkan masuk.” Kakaknya Amel mempersilahkan.
“ Selamat malam bu, saya Radit temannya Amel . Saya ingin bertemu denganAmel.”
“ Ya,silahkan duduk.” Jawab IbunyaAmel. Ibunya Amel pun bergegas untuk pergi kebelakang,karena tidak ingin mengganggu anak gadisnya itu yang baru saja pertama kalinya dekat dengan seorang pria.
Mereka berdua pun berbincang-bincang hingga malam menyapa. Radit pun pulang dari rumahAmel. Amel menceritakan awal pertemuannya dengan Radit kepada Ibunya dan Amel sudah mulai menyukai Radit .
Dua bulan berlalu, dan kedua insan inipun jadian.
Lima bulan berlalu Radit dan Amel melewati hari-harinya bersama penuh dengan warna. Radit adalah pria yang sangat menyayangiAmel, menjaganya, dan pria yang penuh keromantisan. Tetapi semuanya berubah, kini Radit sudah mulai menghianati cinta Amel dengan yang lain, Ia berselingkuh dengan teman dekat Amel .Hubungan mereka pun kini mulai tak seindah dulu lagi,hingga akhirnya mereka berpisah.
Tiga minggu berlalu setelah Amel berpisah dengan Radit ,kini Amel sudah memasuki SMA kelas 3. Saat itu, Amel berdiam diri dipekarangan sekolah ,sepasang matanya menatap kearah pohon, dimana tampak terdapat goresan yang menghiasi pohon itu. Goresan-goresan yang dibuat dengan cara menyayat kulit batang pohon itu, dan tiba-tiba ada pria yang menghampiri Amel.
“Pohon yang malang dan patut dikasihani,” desah Amel sambil menghela nafas panjang.
“Kenapa kamu mengatakan pohon ini patut untuk dikasihani?” Tanya pria itu.
“Mereka terlalu sadis mengukir dipohon ini.”
“Tidak, jika menurut pendapatku !!” Jawab Pria itu.
“Tentu, karena kamu tidak mengetahui penderitaan pohon ini.”
“Ada kalanya, penderitaan itu sangat berharga.” Pria itu menepuk-nepuk pohon itu. “Ini hanya pohon biasa, namun ukiran huruf-huruf itu akan kekal abadi selama-lamanya.” Pria itu menoleh kearah Amel seraya kembali berkata, “Bukankah suatu kenangan sangat sulit untuk dilupakan?” Pria itu tersenyum.
Amel tersenyum dengan wajah muram.
“Kamu tidak mengetahui apa yang aku rasakan saat ini, kamu juga tidak mengetahui sakit dan pahitnya rasa ini.” TuturAmel.
“Aku memang tidak mengetahuinya tetapi aku dapat merasakan rasa sakit yang kamu alami sekarang ini.” Tutur Pria itu.
Tiara merasa tingkah laku dan sifat pria ini berbeda dengan pemuda yang lain, gerak geriknya halus dan sopan.
“namamu siapa? Jurusan apa? Tanya Amel pada pria itu.
“Namaku Ridwan,, aku jurusan IPA. Kamu Amelia kan?”
“oohh,,darimana kamu tau namaku?” tanyaAmel.
“ Siapa sih yang enggak kenal kamu, banyak orang yang mengagumimu Mel. Tetapi sayang sinar dan keceriaan diwajahmu kini sudah tiada, kamu telalu terpuruk oleh masa lalu kamu harus bangkit Mel!!” tutur Ridwan.
“Terimakasih Ridwan.” JawabAmel. Amel dan Ridwan pun pergi dari pekarangan sekolah itu. Dari perkenalan itu Amel dan Ridwan pun menjadi seorang teman, mereka akrab dan kegembiraan pada raut wajah Amel sudah mulai terlihat kembali. Amel menjadi gadis yang ceria lagi seolah-olah dia sudah melupakan sakit yang ia rasakan selama ini.
“ Terimakasih ya Ridwan.” TuturAmel.
“ Terimakasih buat apa?” Tanya Ridwan.
“ Ya, karena kamu sudah mau menjadi temanku dan kamu juga sudah dapat mengembalikan lagi senyumku. Tanpa kamu mungkin aku tidak akan menemukan kegembiraan lagi.” TuturAmel.
“ ohh..Sama-samaAmel . Aku senang berteman dengan kamu. Bukankah kamu telah menemukan kegembiraanmu? Kamu akan berteman dengan yang lainnya, maka kegembiraan hatimu juga akan bertambah.” Tutur Ridwan.
amel mendengar terus apa yang sedang dikatakan Ridwan, hatinya terus terhibur dan tenang. Amel sadar bahwa didunia ini tiada jalan buntu jika ingin bertekad bulat berjalan terus dengan setulus hati.
Ketika Amel sudah mulai dekat dan menyayangi Ridwan begitupun perasaan Ridwan kepadaAmel, Radit menghubungi Amel kembali dan mengajaknya untuk kembali lagi bersama Radit . Radit bermaksud meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kehilafan dia selama ini, namun Amel bingung dengan perasaannya. Ia masih mencintai Radit yaitu Cinta Pertamanya sedangkan disisi lain dia juga mencintai Ridwan yang sudah membuat hari-harinya kembali lagi menjadi hari-hari yang cerah dan penuh warna. Akhirnya Amelpun memutuskan untuk menerima Radit kembali menjadi kekasihnya.
“ Terimakasih Mel kamu sudah mau menerima aku sebagai kekasihmu lagi, aku janji aku nggak akan mengulangi lagi kesalahan terbesar aku ini, aku janji Mel .” Tutur Radit. “ Iya,,aku nggak butuh janji kamu aku hanya butuh bukti kamu Dit.” JawabAmel.
“Pasti akan aku buktikan.” Jawab Radit.
Setelah Radit dan Amelia kembali lagi, Ridwan sudah mulai menjauhiAmel. Hati Ridwan sangat pedih dan hancur berkeping-keping melihat mereka bersama. Rasa hatinya hancur berantakan tak menyangka jika jalan cintanya harus seperti ini.
Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi, para siswa itu pun mulai meninggalkan ruangan kelas. Amel berjalan keluar dari dalam kelas, ia seperti orang kebingungan dengan apa yang ia ambil dari keputusannya itu, ia tidak pernah melihat lagi Ridwan disekolah.
“ Kemana Ridwan ?” Tanyanya dalam hati.
Amel pun pulang kerumah dan mengganti pakaiannya didalam kamar.
“toook...tokkk..tokk.” suara ketukan pintu kamar Amel. Ibunya memanggil.
“Amel, buka pintunya sayang!!”
“ Iya mah, sebentar.” Jawab Amel .
Amel membukakan pintu kamarnya.
“ ada apa mah?” tanyaAmel.
“ ini ada surat untuk kamu, dari Ridwan !” tutur Ibunya.
Amel kaget...
“ Apa ma, dari Ridwan ??”
“ Iya dari Ridwan, sudah baca dulu saja suratnya siapa tau ada sesuatu yang penting !!” Tutur Ibunya.
“ terimakasih ma.” TuturAmel.
Dalam surat ini Ridwan menulis sebuah tulisan:
To : Amel orang yang aku saying.
“ Amel maaf sebelumnya aku tidak menemui kamu sebelum aku pindah rumah dan belakangan ini aku mulai menjauhi kamu, aku nggak mau mengganggu hubungan kamu sama Radit, aku ingin melihat kamu bahagia bersama dia. Sebenarnya aku mengetahui saat kamu mencari-cari aku.”
Jujur hati ini hancur berkeping-keping saat aku tau kamu bersamanya, jujur aku menyayangimu lebih dari seorang teman. Aku mencintaimu semenjak kamu masuk SMA. Tetapi, aku tidak berani untuk mengungkapkannya apalagi semenjak kita dekat hati ini begitu bahagia.
Hanya satu pesan yang aku titipkan untuk kamu, terus tersenyum meski hati kita tersakiti, dan semoga saja hubungan kamu bersama Radit dapat berjalan lama. Amienn, I Always Love You Mel.
Amel meneteskan air matanya setelah membaca surat dari Ridwan. Amel bingung apa yang harus ia lakukan setelah ia mengetahui bahwa Ridwan sudah meninggalkan dia.
Sinar pagipun sudah mulai memancarkan cahayanya, Amel berdiri dibawah pohon yang penuh dengan ukiran huruf-huruf, ia berdiri ibarat sebuah patung, matanya tidak berkedip memandang kearah ukiran huruf-huruf itu. Didalam pikirnya hanya memikirkan “Bagaimana keadaan Ridwan, mengapa aku selalu memikirkan Ridwan. Apakah aku benar-benar mencintainya ?” Tanya Amel dalam hatinya.
Beberapa bulan kemudian, Amel mengambil surat kelulusannya disekolah. Dia terus berdiri didepan pekarangan sekolahnya, ia meningat masa-masa saat bertemu Ridwan pertama kalinya. “ Aku rindu kamu Ridwan.” Tutur Amel. Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki, dengan terburu-burunya Amel membalikan badannya.
“Ridwan..”
“Amel...”
Mereka berhadap-hadapan, tanpa mengatakan sesuatu namun tatapan mata mereka mencerminkan hati yang mengandung kegirangan yang meluap-luap.
“ kamu tega meninggalkan aku Ridwan.” TuturAmel.
“ Bukannya aku tega Mel, aku hanya ingin melihat kamu bahagia bersama Radit, dan aku nggak mau hati ini terus-terusan merasakan sakit, serta aku juga harus ikut pindah bersama orangtuaku.” Jawab Ridwan.
“ Maafkan aku Ridwan, aku tidak bermaksud melukai perasaan kamu.”
“ Ia tidak apa-apa Mel.” Jawab Ridwan.
“ Tetapi Ridwan.”
“ Tetapi apa Mel?” tanya Ridwan.
“ Aku menyayangi dan mencintai kamu?” JawabAmel.
“ tapi bagaimana hubungan kamu dengan Radit?” Tanya Ridwan.
“ Entahlah, aku bingung !” jawab Amel.
Tiba-tiba suara langkah kaki mendekati mereka berdua, dan ternyata dia adalah Radit. Radit marah dan menatap Amel dengan mata yang sangat tajam, Amel bingung apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Radit mengeluarkan satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab Tiara.
“Amel siapa yang mau kamu pilih untuk menjadi kekasih kamu,,aku sudah mendengar semua pembicaraan kamu bersama Ridwan.?” Tanya Radit.
Amel hanya terdiam membisu, Amel bingung mau menjawab apa. Amel mencintai kedua pria ini, tetapi dalam sisi lain Amel juga tidak mungkin memilih salah satunya. Apabila ada salah satu seorang pria yang ia pilih untuk menjadi kekasihnya ia akan menyakiti salah satu perasaan pria itu. Amel pun memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari mereka berdua untuk menjadi kekasihnya walaupun Amel mencintai dan menyayangi mereka berdua. “ maaf Dit kita harus mengakhiri hubungan ini, dan kamu Ridwan aku juga tidak mungkin memilih kamu untuk menjadi kekasihku. Lebih baik kita semua berteman, aku tidak mau ada seseorang dari kalian berdua yang merasakan sakit. Terima kasih untuk semua kasih sayang dan kebaikan yang kalian berikan selama ini untukku.” TuturAmel.
“ BaiklahMel.” Ujar Ridwan dan Radit.