Minggu, 28 April 2013

ku arungi mimpi, bersama manisnya hari
ku terbang melayang bersama angan,...
pergi menjauh terbang menghilang tak terlihat
hilang dari pandangan tertutup kabut awan berwarna hitam,.
ku tinggalkan angan, bersama mu selalu,...
menjauh, wujudkan semua ini
menjadi nyata,...

Sabtu, 27 April 2013

terkantuk ketika mata ini enggan terpejam,..
karena mimpi malam tadi
ku takut jika nanti mimpi ini memiliki ending yang buatku sakit, dan bimbang karenanya
dia dan dia diantara mereka ada aku,..
aku bimbang,...
tentukan mana yang terbaik untukku dan mana yang seharusnya aku pilih
ku takut salah dalam tentukan arah
mama tolonglah anakmu ini, tuk temukan jawaban yang mampu membuat diriku lega
bantu aku mama....

Rabu, 24 April 2013

ku tutup mataku, dari semua pandanganku
bila melihat matamu, ku yakin ada cinta dalam pandangan itu
ku ingin mengelak dan tertunduk,
tapi sungguh ku tak mampu
ku kagum padamu, tapi hanya sebatas kagum,
aku tidak ingin melebih-lebihkan kekagumanku ini, karena ku takut jika ku sakit hati
ku tak mau turuti semua yang ku inginkan
ku ingin bahagia dalam aliran yang apa adanya
meski pengorbanan itu ada, tapi ku hanyalah wanita biasa yang tak ingin tampakan rasa ambisius yang terlalu menggebu hanya untuk kebahagiaan sesaat dalam dunia yang fana,.

Selasa, 23 April 2013

ketika malam tak bertabur bintang, tampak kelam tak bercahaya karna bulan terhalang oleg awan hitam,.
suram, gelap, tak ada raut kebahagiaan di dalamnya,.
ku berusaha bangun dari tidur pajangku
tentang mimpi buruk yang sedang bercerita dalam indahnya lelap tidurku
mimpi yang begitu seram, sehingga memaksaku tuk bangun di pagi yang begitu dingin
embun yang tak melindungi aku dari curah tetesan kepedihan,.
tapi ku harus mampu tuk bangkit hari ini, menatap masA depan, dan tersenyum untuk hari-hari yang cerah dan nampak indah,.. :-)

Jumat, 19 April 2013

Kamu adalah apa yang selalu aku tulis.
Tapi aku adalah apa yang tak pernah kamu baca..
akankah kau sadar akan hal itu wahai buku?
pena tak kuasa akan amarahnya, seakan ingin letuskan api bak meletusnya merapi,.
pena selalu menulis semua tentang buku, dan ia pun membacanya
tapi kapan buku kan melihat apa yang ditulis oleh pena?
buku memang jahat, ketika pena berhasil membuka lembaran baru, dengan cerita awal hingga akhir yang penuh akan liku, perjuangan, pengorbanan, tapi apa balasan buku?
buku tak pernah hiraukan ketika tinta itu habis,.
,.
tapi buku juga protes terhadap pena, karena buku akan mengganti lembaran yang usang dengan lembaran yang baru,. :-(, jadi kan terabaikan,...
Kamu adalah apa yang selalu aku tulis.
Tapi aku adalah apa yang tak pernah kamu baca..
akankah kau sadar akan hal itu wahai buku?
pena tak kuasa akan amarahnya, seakan ingin letuskan api bak meletusnya merapi,.
pena selalu menulis semua tentang buku, dan ia pun membacanya
tapi kapan buku kan melihat apa yang ditulis oleh pena?
buku memang jahat, ketika pena berhasil membuka lembaran baru, dengan cerita awal hingga akhir yang penuh akan liku, perjuangan, pengorbanan, tapi apa balasan buku?
buku tak pernah hiraukan ketika tinta itu habis,.
,.
tapi buku juga protes terhadap pena, karena buku akan mengganti lembaran yang usang dengan lembaran yang baru,. :-(, jadi kan terabaikan,...

Kamis, 18 April 2013

andai dipisah
laut dan badai
tak akan goyah
sinaran cinta
langit dan bumi
saling pandang
tau masing-masing karakter
berharap saling memiliki
tapi tak pernah bisa bersatu
karena bumi dan langit tahu,
andai bersatu
mungkin itu kiamat,.
akankah cinta seperti itu?


CINTA 2 HATI

Udara sore hari berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit yang tak pantas disebut mulus. Kira-kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis  manis  dan begitu lugu sedang berjalan didepan rumahnya . Tiba-tiba seorang pria tampan mengendarai sepeda motor mengikuti sepanjang jalannya dengan pelan, sementara berpasang-pasang mata tampak mengarahkan pandangannya kearah  gadis manis itu.

        Amelia, nama gadis berwajah manis dan lugu itu. Entah kenapa dia seakan-akan menjadi pusat perhatian para pria. Amelia bermaksud untuk pergi kerumah temannya,seorang pria tampan menghentikan langkah nya.
“Hai Amelia”, mereka saling bertatapan.
Sesaat keduanya terdiam, hanya mata mereka saja yang saling pandang. Namun itupun tidak berlangsung lama, karena Amelia perlahan-lahan menundukkan kepalanya. Seakan tidak ingin berlama-lama saling beradu pandang dengan pria itu.

“Kamu tinggal disini ?” Tanya pria itu.

“Iya aku tinggal disini,memangnya kenapa ?” JawabAmelia

“Tidak papa, ..Bolehkah aku tau namamu ?” Tanya pria itu.

“Boleh,” Jawab Amelia“ NamakuAmelia”

“Dan namaku Raditya.” Dengan cepat pemuda itu memperkenalkan namanya.
Setelah mereka berkenalan Raditya bergegas untuk pulang, dia tersenyum-senyum karena dia tidak menduga akan bertemu dengan Amelia. Hatinya bergetar bagai petir yang menggelegar.

Dua minggu kemudian secara tidak sengaja kakak nya Amelia ngekos di daerah tempat dimana Radit tinggal. Tak disangka dan tak diduga Amelia dan Radit pun dipertemukan kembali.

“Hai Amelia, kamu ngapain disini???” Tanya Radit.
“Hai juga, nih, nganterin kakakku mau pindahan” jawab Amel datar.
“kayaknya kita bias ketemu terus nih” ledek Radit.
“iya, mungkin seperti itu” singkat Amel.


           Amelia dan Ibunya sedang duduk diruangan tamu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Kakaknya  pun bergegas menuju keruang tamu untuk membukakan pintu.

“Siapa?” Tanya kakaknya Amel setelah membukakan pintu.

“Saya Radit kak temannya Amel.” Jawab Radit.
“Oh... silahkan masuk.” Kakaknya Amel mempersilahkan.

“ Selamat malam bu, saya Radit temannya Amel . Saya ingin bertemu denganAmel.”

“ Ya,silahkan duduk.” Jawab IbunyaAmel. Ibunya Amel pun bergegas untuk pergi kebelakang,karena tidak ingin mengganggu anak gadisnya itu yang baru saja pertama kalinya dekat dengan seorang pria.
Mereka berdua pun berbincang-bincang hingga malam menyapa. Radit pun pulang dari rumahAmel. Amel menceritakan awal pertemuannya dengan Radit kepada Ibunya dan Amel sudah mulai menyukai Radit .

         Dua bulan berlalu, dan kedua insan inipun jadian.

         Lima bulan berlalu Radit dan Amel melewati hari-harinya bersama penuh dengan warna. Radit adalah pria yang sangat menyayangiAmel, menjaganya, dan pria yang penuh keromantisan. Tetapi  semuanya berubah, kini Radit sudah mulai menghianati cinta Amel dengan yang lain, Ia berselingkuh dengan teman dekat Amel .Hubungan mereka pun kini mulai tak seindah dulu lagi,hingga akhirnya mereka berpisah.

         Tiga minggu berlalu setelah Amel berpisah dengan Radit ,kini Amel sudah memasuki SMA kelas 3. Saat itu, Amel berdiam diri dipekarangan sekolah ,sepasang matanya menatap kearah pohon, dimana tampak terdapat goresan yang menghiasi pohon itu. Goresan-goresan yang dibuat dengan cara menyayat kulit batang pohon itu, dan tiba-tiba ada pria yang menghampiri Amel.

        “Pohon yang malang dan patut dikasihani,” desah Amel sambil menghela nafas panjang.

       “Kenapa kamu mengatakan pohon ini patut untuk dikasihani?” Tanya pria itu.

      “Mereka terlalu sadis mengukir dipohon ini.”

      “Tidak, jika menurut pendapatku !!” Jawab Pria itu.

      “Tentu, karena kamu tidak mengetahui penderitaan pohon ini.”

      “Ada kalanya, penderitaan itu sangat berharga.” Pria itu menepuk-nepuk pohon itu. “Ini hanya pohon biasa, namun ukiran huruf-huruf itu akan kekal abadi selama-lamanya.” Pria itu menoleh kearah Amel seraya kembali berkata,  “Bukankah suatu kenangan sangat sulit untuk dilupakan?” Pria itu tersenyum.


Amel tersenyum dengan wajah muram.
      “Kamu tidak mengetahui apa yang aku rasakan saat ini, kamu juga tidak mengetahui sakit dan pahitnya rasa ini.” TuturAmel.
       “Aku memang tidak mengetahuinya tetapi aku dapat merasakan rasa sakit yang kamu alami sekarang ini.” Tutur Pria itu.
Tiara merasa tingkah laku dan sifat pria ini berbeda dengan pemuda yang lain, gerak geriknya halus dan sopan.
“namamu siapa? Jurusan apa? Tanya Amel pada pria itu.

“Namaku Ridwan,, aku jurusan IPA. Kamu Amelia kan?”

“oohh,,darimana kamu tau namaku?” tanyaAmel.

“ Siapa sih yang enggak kenal kamu, banyak orang yang mengagumimu Mel. Tetapi sayang sinar dan keceriaan diwajahmu kini sudah tiada, kamu telalu terpuruk oleh masa lalu kamu harus bangkit Mel!!” tutur Ridwan.

“Terimakasih Ridwan.” JawabAmel. Amel dan Ridwan pun pergi dari pekarangan sekolah itu. Dari perkenalan itu Amel dan Ridwan pun menjadi seorang teman, mereka akrab dan kegembiraan pada raut wajah Amel sudah mulai terlihat kembali. Amel menjadi gadis yang ceria lagi seolah-olah dia sudah melupakan sakit yang ia rasakan selama ini.
 “ Terimakasih ya Ridwan.” TuturAmel.

“ Terimakasih buat apa?” Tanya Ridwan.

“ Ya, karena kamu sudah mau menjadi temanku dan kamu juga sudah dapat mengembalikan lagi senyumku. Tanpa kamu mungkin aku tidak akan menemukan kegembiraan lagi.” TuturAmel.

“ ohh..Sama-samaAmel . Aku senang berteman dengan kamu. Bukankah kamu telah menemukan kegembiraanmu? Kamu akan berteman dengan yang lainnya, maka kegembiraan hatimu juga akan bertambah.” Tutur Ridwan.

          amel  mendengar terus apa yang sedang dikatakan Ridwan, hatinya terus terhibur dan tenang. Amel sadar bahwa didunia ini tiada jalan buntu jika ingin bertekad bulat berjalan terus dengan setulus hati.

          Ketika Amel sudah mulai dekat dan menyayangi Ridwan begitupun perasaan Ridwan kepadaAmel, Radit menghubungi Amel kembali dan mengajaknya untuk kembali lagi bersama Radit . Radit bermaksud meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kehilafan dia selama ini, namun Amel bingung dengan perasaannya. Ia masih mencintai Radit yaitu Cinta Pertamanya sedangkan disisi lain dia juga mencintai Ridwan yang sudah membuat hari-harinya kembali lagi menjadi hari-hari yang cerah dan penuh warna. Akhirnya Amelpun memutuskan untuk menerima Radit kembali menjadi kekasihnya.

          “ Terimakasih Mel kamu sudah mau menerima aku sebagai kekasihmu lagi, aku janji aku nggak akan mengulangi lagi kesalahan terbesar aku ini, aku janji Mel .” Tutur Radit. “ Iya,,aku nggak butuh janji kamu aku hanya butuh bukti kamu Dit.” JawabAmel.
          “Pasti akan aku buktikan.” Jawab Radit.

          Setelah Radit dan Amelia kembali lagi, Ridwan sudah mulai menjauhiAmel. Hati Ridwan sangat pedih dan hancur berkeping-keping melihat mereka bersama. Rasa hatinya hancur berantakan tak menyangka jika jalan cintanya harus seperti ini.
Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi, para siswa itu pun mulai meninggalkan ruangan kelas. Amel berjalan keluar dari dalam kelas, ia seperti orang kebingungan dengan apa yang ia ambil dari keputusannya itu, ia tidak pernah melihat lagi Ridwan disekolah.
“ Kemana Ridwan ?” Tanyanya dalam hati.
 Amel pun pulang kerumah dan mengganti pakaiannya didalam kamar.
          “toook...tokkk..tokk.” suara ketukan pintu kamar Amel. Ibunya memanggil.
           “Amel, buka pintunya sayang!!”

          “ Iya mah, sebentar.” Jawab Amel .
          Amel membukakan pintu kamarnya.
           “ ada apa mah?” tanyaAmel.

          “ ini ada surat untuk kamu, dari Ridwan !” tutur Ibunya.

Amel kaget...

“ Apa ma, dari Ridwan ??”

“ Iya dari Ridwan, sudah baca dulu saja suratnya siapa tau ada sesuatu yang penting !!” Tutur Ibunya.

“ terimakasih ma.” TuturAmel.

Dalam surat ini Ridwan menulis sebuah tulisan:

To : Amel orang yang aku saying.

“ Amel  maaf sebelumnya aku tidak menemui kamu sebelum aku pindah rumah dan belakangan ini aku mulai menjauhi kamu, aku nggak mau mengganggu hubungan kamu sama Radit, aku ingin melihat kamu bahagia bersama dia. Sebenarnya aku mengetahui saat kamu mencari-cari aku.”

Jujur hati ini hancur berkeping-keping saat aku tau kamu bersamanya, jujur aku menyayangimu lebih dari seorang teman. Aku mencintaimu semenjak kamu masuk SMA. Tetapi, aku tidak berani untuk mengungkapkannya apalagi semenjak kita dekat hati ini begitu bahagia.

Hanya satu pesan yang aku titipkan untuk kamu, terus tersenyum meski hati kita tersakiti, dan semoga saja hubungan kamu bersama Radit dapat berjalan lama. Amienn, I Always Love You Mel.

Amel meneteskan air matanya setelah membaca surat dari Ridwan. Amel bingung apa yang harus ia lakukan setelah ia mengetahui bahwa Ridwan sudah meninggalkan dia.

Sinar pagipun sudah mulai memancarkan cahayanya, Amel berdiri dibawah pohon yang penuh dengan ukiran huruf-huruf, ia berdiri ibarat sebuah patung, matanya tidak berkedip memandang kearah ukiran huruf-huruf itu. Didalam pikirnya hanya memikirkan “Bagaimana keadaan Ridwan, mengapa aku selalu memikirkan Ridwan. Apakah aku benar-benar mencintainya ?” Tanya Amel dalam hatinya.
Beberapa bulan kemudian, Amel mengambil surat kelulusannya disekolah. Dia  terus berdiri didepan pekarangan sekolahnya, ia meningat masa-masa saat bertemu Ridwan pertama kalinya. “ Aku rindu kamu Ridwan.” Tutur Amel. Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki, dengan terburu-burunya Amel membalikan badannya.
“Ridwan..”
“Amel...”

Mereka berhadap-hadapan, tanpa mengatakan sesuatu namun tatapan mata mereka mencerminkan hati yang mengandung kegirangan yang meluap-luap.

“ kamu tega meninggalkan aku Ridwan.” TuturAmel.

“ Bukannya aku tega Mel, aku hanya ingin melihat kamu bahagia bersama Radit, dan aku nggak mau hati ini terus-terusan merasakan sakit, serta aku juga harus ikut pindah bersama orangtuaku.” Jawab Ridwan.

“ Maafkan aku Ridwan, aku tidak bermaksud melukai perasaan kamu.”

“ Ia tidak apa-apa Mel.” Jawab Ridwan.

“ Tetapi Ridwan.”

“ Tetapi apa Mel?” tanya Ridwan.

“ Aku menyayangi dan mencintai kamu?” JawabAmel.

“ tapi bagaimana hubungan kamu dengan Radit?” Tanya Ridwan.

“ Entahlah, aku bingung !” jawab Amel.


Tiba-tiba suara langkah kaki mendekati mereka berdua, dan ternyata dia adalah Radit. Radit marah dan menatap Amel dengan mata yang sangat tajam, Amel bingung apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Radit mengeluarkan satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab Tiara. 
“Amel siapa yang mau kamu pilih untuk menjadi kekasih kamu,,aku  sudah mendengar semua pembicaraan kamu bersama Ridwan.?” Tanya Radit.
Amel hanya terdiam membisu, Amel bingung mau menjawab apa. Amel mencintai kedua pria ini, tetapi dalam sisi lain Amel juga tidak mungkin memilih salah satunya. Apabila ada salah satu seorang pria yang ia pilih untuk menjadi kekasihnya ia akan menyakiti salah satu perasaan pria itu. Amel pun memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari mereka berdua untuk menjadi kekasihnya walaupun Amel mencintai dan menyayangi mereka berdua. “ maaf Dit kita harus mengakhiri hubungan ini, dan kamu Ridwan aku juga tidak mungkin memilih kamu untuk menjadi kekasihku. Lebih baik kita semua berteman, aku tidak mau ada seseorang dari kalian berdua yang merasakan sakit. Terima kasih untuk semua kasih sayang dan kebaikan yang kalian berikan selama ini untukku.” TuturAmel.

“ BaiklahMel.” Ujar Ridwan dan Radit.



Sabtu, 13 April 2013

Tuhan,...
ku tau, aku tidaklah pantas untuk dirinya...
tapi mau bagaimana lagi? hatiku terbelenggu oleh rasa cinta yang begitu menggebu dan mendalam pada dirinya, ku tau mungkin apa yang aku rasa ini merupakan suatu kesalahan terbesar dalam hidup. ku tinggalkan cinta yang mungkin dia masih setia denganku, tapi ku tinggalkan dia demi cintaku yang baru. tapi kenapa mesti terjadi hal seperti ini? aku bimbang dengan posisiku kini, ku tau status memanglah tidak penting. tapi kalau seperti ini, ku seperti terjerat dalam ketidakpastian yang mungkin menghambat seseorang yang bener-bener serius pengen bersamaku,. tapi itu semua tak menjamin, karena bisa jadi yang bersamaku kini adalah orang yang paling menyayangiku kelak dan menjadi imamku kelak, amin. itu harapku...
ku tau ini semua tak adil..,
kau dengannya seakanku tak tau, sandiwara apa yang sedang terjadi
cerita apa yang sedang dimainkan,
tapi aku tak bisa apapun dengan semua itu, aku hanya bisa teriak dan menjerit dalam hati,
akuuuu cembuuuruuuuu, tapi siapa aku bagimu?
apa aku pantas cemburu dengan statusku sekarang ini?
adakah kau mengerti semua tentang perasaanku?
akankah kau biarkan aku seperti ini, tolong.. jangan gantungin aku,,
aku butuh kepastian darimu,...

Kamis, 11 April 2013

SAHABATKU CINTAKU
Kamu adalah orang yang membuatku merasa nyaman, dan selalu rasakan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah, ketika ku sakit. Selalu perhatikanku dikala ku sehat. Tetapi rasa ini sungguh menyiksaku,terbelenggu dalam sebuah keangkuhan, menunggu kepastian tanpa balasan. Mungkin balasan yang tersirat, bukan tersurat yang kau beri untukku, tapi bukan itu yang ku mau. Kau itu sahabatku, tapi kau juga nafasku, Doni Armansyah. Sejak pertama aku kenal kamu, tatapan mata itu masih teringat jelas di memoriku, senyummu membuatku tenang dan damai, kau selalu menjagaku kapanpun dan dimanapun, setiap aku down kau selalu memegang erat tanganku dan membuatku bangkit lagi. Dan merasa kuat meski sesungguhnya ku rasakan lemah.
Mungkin aku memang terlalu egois, terlalu berharap untuk memilikimu, tapi aku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintaimu. Tapi disisi lain kalau emang kita jadian aku TAKUT, aku sangat takut kehilanganmu, aku gak mau kalau kamu hilang dan lari pergi begitu saja dari mata dan hatiku. Tapi di sisi lain juga aku pengen banget milikkin kamu, supaya semua orang tau kalau kau itu milikku bukan milik orang lain.
Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika kawanku menanyakan kedekatan ku denganmu selama ini, aku sakit ketika aku harus bilang “ bukan, dia hanya temanku. Dia hanya sahabatku, uda itu aja nda lebih” Dan merekapun menjawab “padahal kalian udah cocok banget, muka kalian mirip, jadian aja kenapa sih? Nda usah membohongi hati kalian masing-masing, kita tau, kalian sama-sama punya rasa saying satu sama lain.” Aku hanya membalas dengan senyuman. Tapi perlahan masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Tapi kenapa aku masih rasakan sakit ketika pertanyaan itu terlontarkan?. Karna Doni mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku ga berani bilang kalau Doni adalah segalanya buat aku, karna aku takut segalanya itu hilang dan lari dariku.
Aku selalu berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran positif, jadi terkadang aku berpikir kalau hubungan aku sama Doni sekarang jauh lebih bahagia. dan aku begitu takut jika kita pacaran nanti, lalu kita putus dan gak bisa deket lagi, mending betemen kaya sekarang dan dia gak akan ninggalin aku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru. Nah kalau dia punya cinta yang baru berarti? Aku nda mau dicampakkan… , emang aku ini apaan? Aku kan cewek yang punya rasa, dewasa kaya apapun yang namanya cewek kan pasti rasa yang dinomersatukan, tapi bukan berarti aku tak punya akal untuk berpikir.
D-O-N-I, adalah seseorang yang paling berharga banget buat aku sekarang, nanti, dan yang akan dating. andaikan aku mampu berkata di depannya bahwa aku sayang dia, aku cinta dia, dan gak mau kehilangan dia mungkin aku akan jauh lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba untuk mengatakannya malah yang ada hanya gemetaran yang ku rasa, mungkin belum saatnya aku berkata seperti itu. Toh, jika aku berani mengatakan aku takut dia marah dengan apa yang aku rasa.
Tawa dan candanya adalah warna di dalam hidupku, aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Doni juga salah satu alesan yang membuatku betah di masa perkuliahanku yang awalnya aku anggap biasa aja. Aku sekarang masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah posisi itu berubah, akupun tak tahu. Hanya waktu yang dapat menjawab semua itu.






Minggu, 07 April 2013

terkadang Sesuatu itu bisa bisa merintih menyentap sanubari tatkala emosi berjajaran terkesima..
dan datang hampiri kita, da menyapa kita...
 Air mata bisa berkaca meluruti pipi, 
membasahi halus mungil meronannya pipi
marah berapi tersembur dari diri,
bak gunung tatkala ia letuskan dirinya
 keserabutan bertali-temali kadang meresahkan diri
ruet, bagai tali yang tergulung tak beraturan
..Dari mana itu semua? 
Di mana puncaknya?
 Kadang ku tenang dengan nya,
 kadang ku semak benak fikiran ku dengan nya...
terkadang pula aku terluka karenannya...

Sabtu, 06 April 2013

                  
JIN BOTOL
Bintang merayuku dengan kerdipkan cahayanya
Memanja bak anak kecil yang meminta pelukan sang Bunda,
Meskipun bulan memandang sinis karena takut aku tergoda akan rayuan sang bintang
Tapi, bagi mataku semuanya begitu terasa asing,
Dingin,
Angin pun berhembus kian kencang,
Menerjang lapisan kulit setiap insan yang merasakannya
Malam seperti itu tak memecahkan suasana gaduh dalam hati , sama sekali tak terhibur akan indahnya malam, iiiuuuh sungguh terlalu. Mungkin hati yang sedang gundah gulana, kacau, dan tak menentu, butuh sesuatu yang ekstrim tuk mencairkan seperti kondisi semula. Gumam Edi dalam hati.
Edi adalah seorang pria yang berusia 40 tahun, memiliki satu istri bernama Ani, dan memiliki lima orang anak yang kabur, pergi meninggalkan dirinya karena kini Edi jatuh miskin, perekonomiannya kian sulit atas bertambahnya hari, istilah gaulnya kaum elit ( ekonomi sulit).  Satu anak yang tersisa bernama Erna. Erna adalah anak yang berbakti karena tetap bersama kedua orang tuanya meski keadaan mereka sengsara, kalau kata pepatah mengatakan si “ susah senang dihadapi bersama” ciieeeh so sweet kan tuh anak.
Edi termenung, terlihat tak berdaya, tatapanya kosong, entah ke arah mana matanya itu tertuju. Dalam pikirnya, Edi begitu ingin tidur dengan nyenyak dan memikirkan bagaimana cara agar Edi memiliki uang yang banyak dan hidup makmur, tanpa harus ditinggal anak dan tanpa omelan si Ani istrinya.
Suatu hari, Edi pergi tuk mencari pekerjaan, berjalan bak keliling dunia hingga kaki terasa keriting dan haus keringkan tenggorokannya. Hingga malam tiba, tak juga Edi dapatkan apa yang dia inginkan, yakni memperoleh pekerjaan. Edi tak mungkin pulang dengan tangan kosong tanpa membawa suatu penghasilan. pastilah si Ani sang istri memarahinya dan mengusirnya untuk tidur di luar rumah.” Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang di tendang”. Gumam Edi. Sebenarnya Edi sudah tidak tahan lagi atas perlakuan Ani, Ani begitu kejam terhadap dirinya.  Tapi apa daya? Edi tak mampu melakukan apa-apa, dulu ketika mereka berpacaran, sebenarnya orang tua Edi sudah tak merestui hubungan mereka berdua, tapi Edi tetep ngotot, dan memilih kawin lari bersama Ani. Tanpa restu kedua orang tuanya, bahkan Edi sudah tidak dianggap anak lagi, namanya sudah tercoret dari daftar warisan. Ya pilihan yang salah. Demi memburu cinta yang tak memiliki ketulusan, rela mengorbankan semua yang sebenarnya terbaik buat dirinya.  Mungkin penyesalan tidaklah berlaku untuk dirinya, karena semua telah terjadi.
Waktu terus berlalu, Edi tetap saja berdiam dari posisinya semula. Edi pandangi indahnya taburan bintang yang ada di langit, berharap ada bintang yang jatuh dan terlihat oleh pelupuk matanya. Seperti di surga, baru saja Edi bergumam, benda langit yang bernama bintang itu jatuh tak lepas dari pandangannya. Seraya Edi berdoa :” Bintang, berilah aku ini pekerjaan, agar ku bisa merubah masa depan, bisa tidur dengan nyenyak dan memiliki uang yang banyak”. Meski Edi masih percaya Tuhan, tetap saja doa itu dipanjatkan. Selang beberapa menit HPnya berbunyi, berharap istri atau sang anak yang menghubunginya dan memintanya untuk segera pulang, namun harapannya sia-sia. Nomor tak di kenal mengirimkan sebuah pesan untuknya “ Edi, cepatlah pulang kerumah, ibu sakit parah, dia ingin bertemu denganmu, lupakan masa lalu dimana aku pernah menghapus namamu sebagai anakku. Pulanglah nak”. Pesan itu membuat hati Edi bergetar, laksana tersambar petir. Ekspresi wajahnya mendadak berubah,aliran darahnhya seakan-akan tak mau mengalir,jantung terasa teriris belati tajam,tak terasa butir-butir air mata hingga kini ia di banjiri tangisan,doanya yang sudah ia ucapkan berbalik menjadi bumerang untuk hidupnya.
Air mata terus terurai basahi pipinya, Edi teringat disaat Edi goreskan luka di hati ibunya, mendorong ibunya hingga sang ibu terjatuh dan ayah mengusirnya karna kejadian tersebut. Hanya karena Edi ingin menikahi Ani, si cantik yang kini selalu melukai dirinya. Mungkin ini karma atas perbuatannya dulu. Dan Edi sadari itu.
Pagi buta Edi kayuh sepeda ontelnya yang termakan oleh karat. Dengan sekuat tenaga tuk menempuh jarak yang lumayan jauh, meski keringat bercucuran basahi pakaiannya, tapi Edi tak hiraukan itu. Yang tertuju hanyalah Ibu, dan Ibu. Setelah beberapa jam ia kayuh sepedanya, sampailah Edi di rumah biru muda yang kala itu temani dirinya hingga 20 tahun. Ia parkirkan sepedanya tepat di halaman rumah orang tuanya. Dari balik pintu terlihat sosok manusia yang berbadan gemuk,berkaca mata,dan berambut pelontos melemparkan satu senyuman manis tepat mengenai Edi.
“ masuklah nak, Ibu merindukanmu” pinta ayah pada Edi.
“Maafkan aku Ayah, atas segala kesalahanku, ku telah durhaka pada kalian, pilihan ku memanglah salah, aku sengsara tak dengarkan nasehat kalian.  ku belum bisa temui ibu saat ini, melihat ayah ku sudah sangat bangga, mungkin besok akan ku bawa anak dan istriku untuk menemui Ibu. “ Pinta Edi.
“ sudahlah nak, lupakan semua yang telah terjadi, ayah telah hapus semua memori mengenai salahmu tempo dulu”. Ungkap Ayah.
Perbincangan mereka terdengar oleh wanita tua.
“ ada siapa di luar, ayah?” Tanya ibu.
“ bukan siapa-siapa bu” ayah membohongi ibu atas permintaan Edi, karena Edi belum siap tuk temui ibunya.
Edi peluk erat tubuh sang ayah, mencium tangannya, diiringi hujan air mata yang membanjiri pipinya.
Dengan perasaan yang sedikit lega, Edi pulang kembali ke rumah nya, suatu hal buruk menimpanya di tengah perjalanan. Sepedanya menginjak sebuah botol dan Edi terjatuh, botol itu diambil dan di usap olehnya “ dasar botol sial, buat aku jatuh seperti ini” ketus Edi.
Tiba-tiba, asap mengepul memaksa Edi tuk pejamkan matanya, ketika ia buka mata terlihat sosok yang begitu besar, menyeramkan, dan memiliki 2 gigi taring. Edi terhenyak dan ketakutan, dengan nada terputus Edi bertanya “ si….siii..apa kau?”. Lalu sosok itu menjawab “saya adalah sesosok jin yang baik, yang siap mengabdi pada Tuan, karena Tuan telah bebaskan hamba dari dalam kurungan,”
Edi begitu tak percaya dengan apa yang telah di alaminya, lalu ia berusaha mencoba tawaran sang Jin.
 “baiklah jika kau bisa kabulkan permintaan ku aku akan percaya padamu jika tidak kau berarti hanya seorang pembual.”ancam Edi.
 “memang apa permintaan mu wahai tuan ku hingga kau mengancamku seperti itu?.”
 “aku ingin kembali ke dua puluh tahun yang lalu, itu saja permintaan ku wahai mahluk halus.”
  “Wahai tuan ku !, maaf kan aku jika aku lancang, aku hanya ingin tahu dibalik permintaan mu itu, sungguh aku tak mengetahui maksud permintaan mu.”
  “wahai jin !,jika kau kabulkan permintaan ku nanti, di masa lalu itu aku ingin berubah dan lebih menghargai kedua orang tua ku, terutama ibuku.”
Mendengar penuturan Edi, jin itu menangis dan akhirnya permintaan Edi itu dikabulkan olehnya dengan memberi satu pesan kepada Edi.
              
             SESUNGGUHNYA PENYESALAN  ITU AKAN DATANG MENGHAMPIRI KITA SETELAH KITA BERBUAT SUATU KESALAHAN, MAKA JANGAN LAH SEKALI-KALI MENGULANGI  KEMBALI KESALAHANMU ITU KARENA JIKA MELAKUKAN KEMBALI BERSIAPLAH UNTUK MENGHADAPI SEBUAH PENYESALAN.